Wanita Yang Berik'tikaf di Masjid ( aqifah)

tidak bisa aku menulis tika seorang teman benci padaku,
hanya maaf yang aku pohon dari dia yang aku rindu,
penyesalan bagai lautan yang tiada henti mengalun ombak,
sehingga tika itu terkalam sabda kalimah kemaafan dari bibirmu.

kebodohan aku jelas dengan kata aku yang tiada akal,
cetek fikiran bagai mereka yang bertelanjang tanpa akil baliqh,
seperti mereka yang bermain tanpa hirau akan waktu,
seperti itu adalah kebodohan aku tika mengutus sisipan perkataan padamu.

maafkan aku wahai wanita yang tulus,
maafkan aku wahai wanita yang suci,

benar kesalahan itu aku lakukan,
tanpa memikir setiap detik hadapan yang mungkin berlaku.

maafkan sy aqifah.

kiriman si naga

kiriman itu hanya suatu madah,
tapi yang bererti dalam kiriman itu adalah suatu keikhlasan,
melalui riak wajah dan tutur kata aku tahu ia suatu kejujuran.

tatkala aku menerima kiriman,
aku gembira, sedih, terluka dan berasa tidak kesampaian,
pernah aku melahirkan dalam hati
untuk berrpimpinan bersama si naga,
tetapi tidak pernah aku lafazkan kerna pernah aku berkata pada si naga,
" masanya belum sesuai untuk sy ceritakan "

bukan bertujuan melukai naga,
cuma aku belajar dari sejarah semalam ,
jangan dipermain perasaan manusia..

benar aku merasa kehilangan,
entah..sukar aku katakan...
walau belum bersua mata,
aku seakan dapat rasakan ,
kedukaan naga pada panggilan terakhir aku padanya.

bukan niat aku naga, maaf aku pinta,
dan dari ini aku berani menyatakan,
aku sangat mengagumi naga itu,
perhalusi setiap tutur gerak dan kata..

aku mendambarkan naga itu,
tapi takdir penentu segalanya..

hanya ada perkenalan tapi belom ada pertemuan,
pada saat dan ketika di masa mendatang,
harapan sedalam dasar lautan aku bentangkan agar dapat kita bersua...


maafkan aku~